That Sajangnim Is My First
Love
Cast:
- Jung Daehyun (BAP’s Daehyun)
- Han Kina (OC)
- Find Yourself
Length :Chapter
Gendre: Hurt, Half Comedy(?)
Rated: PG-15
Summary: dirinya datang ketika aku sudah memutuskan untuk menutup hatiku. Tuhan rencana apa lagi yang kau berikan padaku.
- Han Kina (OC)
- Find Yourself
Length :Chapter
Gendre: Hurt, Half Comedy(?)
Rated: PG-15
Summary: dirinya datang ketika aku sudah memutuskan untuk menutup hatiku. Tuhan rencana apa lagi yang kau berikan padaku.
a/n
test .. test annyeong yeorobun
*krik .. kali ini Saya mau berbagi ff yang saya bikin sendiri :v akhirnya dengan
segenap keberanian saya post di blog pribadi saya ini .. berhubung ini FF
pertama saya jadi mohon di maklumi apabila ada bahasa yang berantakan, alur
yang gak sesuai atau typo yang bergentayangan.
saya berharap ff ini mendapat respon dari kaliaan *meskipun kagak yakin._.
Oke Happy Reading^^
DON’T BASH, PLAGIATOR, KALO GAK
SUKA FF INI TINGGAL TEKAN TOMBOL BACK. EASY KAN ?
Han Kina Pov:
Jung Daehyun
Itulah namanya, pria yang sudah mengisi hatiku sejak
aku duduk di bangku Senior High School. Pria tampan yang pandai menyanyi,
ketahuilah bahwa suaranya lah yang membuat ku jatuh cinta padanya.
Saat itu aku hanyalah gadis cupu yang kurus,
berkacamata, dan pendek. Yang dengan tidak tahu malu nya menyukai pria yang
paling di mintai di sekolah. Ya, Jung Daehyun adalah cowok terpopuler di SMA,
dia adalah kakak kelasku. Bagaimana tidak! Dia tampan, pintar, kaya dan ramah
terhadap siapapun.
Berkali-kali aku mencoba menarik perhatiannya, tapi
sekeras apapun usahaku akan berakhir sia-sia. Hey come on! Mana mungkin pangeran
tampan sepertinya akan tertarik pada itik buruk rupa sepertiku.
Kami berdua sangat bertolak belakang dari segi
manapun. Aku jelaskan! Daehyun sunbae adalah orang yang ramah, supel, pokoknya
tipe orang yang pandai bergaul dan beradaptasi. Sedangkan aku ? aku adalah tipe
cewek yang kaku, dingin, pendiam, tertutup dan tak pandai bergaul. Bahkan aku
bisa menghitung dengan jari berapa jumlah temanku saat SMA dulu dan aku tidak
pernah mempunyai sahabat dekat.
4 tahun berlalu keadaan pun masih sama, perasaanku
padanya tidak pernah berubah apalagi menghilang. 4 tahun aku menyimpan perasaan
bodoh ini, perasaan yang bahkan tidak diketahui olehnya. Berkali-kali aku
mencoba membunuh perasaan ini. Namun hasilnya nihil, perasaan sepihak ini tidak
pernah hilang malah bertambah besar.
Dan sekarang dia berdiri di hadapanku dengan
tampangnya yang tidak berubah sedikitpun, ramah dan bersahabat.
Dia memperkenalkan dirinya sebagai CEO baru di
perusahan J’Corp ini. Tampak bisik-bisik beberapa Karyawan terutama karyawan wanita,-tentu saja yang memuji ketampanan dan
keramahan CEO barunya, aku hanya terdiam memandangnya. Nyatanya setelah 4 tahun
berlalu jantung ini masih berdetak dengan cepat ketika di dekatnya. Haha
menyedihkan kau Han Kina.
Setelah ‘perkenalan’ ‘ CEO’ ‘baru’ aku bersandar
sebentar di ruangan ku. Memijit kepalaku yang tiba-tiba pusing. Oh! Jangan
bodoh Han Kina kau tidak boleh terhanyut pada perasaan mu ini.
Aku yakin setelah ini akan menjadi hari-hari
terberatku karena harus bertemu dengannya setiap hari. Jabatan ku sebagai
sekretaris CEO membuat aku harus berdekatan dengannya. Oh tuhan bantulah hamba
mu ini.
Ring .. Ring .. Ring
Bunyi telepon di samping ku membuyarkan lamunanku.
“Ne.” Sahutku datar.
“Sekretaris Han, bisakah kau kemari?” suara berat
nan merdunya mengalun di telingaku.
“Ne Sajangnim.” Datarku.
“Baiklah kutunggu 5 menit lagi.” Ucapnya sebelum
memutus panggilan ini.
Buru-buru aku beranjak dari kursiku, berjalan menuju
ruangan Daehyun sun,- ani Daehyun sajangnim
maksudku.
Ku ketuk pintunya beberapa kali. Hingga ada sahutan
menyuruhku masuk dari dalam.
“Ada yang bisa saya bantu Sajangnim.” Ucapku dengan
nada seperti biasa, datar.
Daehyun sajangnim belum mendongakan wajahnya. Dan oh
sial! Berhentilah berdetak dengan cepat jantung!
“Sajangnim.” Panggilku sekali lagi.
“Eh? Ne sekretaris,-- Han Kina.” Ucapnya dengan nada
syok, ketika mengetahui siapa sekretarisnya.
Aku tersenyum tipis, ternyata dia masih mengingatku.
“Apa kabar?” tanyanya. Ough! Berhentilah berbicara
dengan ramah.
“Baik.” Singkatku. Dia tersenyum sangat manis. “Aku
tidak menyangka kau berubah banyak. Kau tampak berbeda.” Sanjungnya
Deg .. deg .. deg
Yak! Jantung berhentilah berdetak. Eh ? jika kusuruh
berhenti artinya aku akan mati. Han Kina memang bodoh.
Aku tersenyum padanya. “Aku tidak banyak berubah, ya
walaupun tidak sejelek dulu.”
“Hei! Jangan merendah, dulu kau cantik. Hanya saja
sekarang kau bertambah cantik.” Pujinya yang kutahu adalah KEBOHONGAN BESAR.
Daehyun adalah tipe orang yang sanggup berbohong hanya untuk menyenangkan orang
lain. Jangan bertanya aku tahu dari mana, Masa SMA Han Kina hanya di habiskan
untuk menjadi stalker dari Jung Daehyun. Ckck menyedihkan.
Aku berusaha tersenyum ‘lagi’ tanpa membalas
ucapannya.
“Hmm .. baiklah jadi apa schedule ku hari ini?”
“anda tidak punya schedule hari ini sajangnim,
karena anda baru bekerja disini. Mungkin besok jadwal anda akan penuh.”
“Baiklah terima kasih.”
Aku mengangguk, “saya permisi sajangnim.”
“Ne.”
Aku berjalan menuju pintu keluar. Setidaknya ini
lebih baik, karena jika aku terus berada di ruangan ini bisa-bisa aku terkena
serangan jantung.
“Han Kina.” Panggilnya. Aku menengok. “Ne?”
“Nanti siang kau makan bersamaku, bagaimana?”
Aku berpikir, tidak buruk juga. Walaupun aku harus
mengontrol detak jantungku sendiri. “Baiklah.”
Dan setelahnya aku benar-benar keluar dari
ruangannya.
*
Sepanjang perjalanan menuju Restoran kami hanya
terdiam, aku kan sudah pernah bilang aku adalah orang yang kaku. Berbeda dengan
orang di sampingku, namun dia memilih diam saja.kami memutuskan berjalan kaki
karena letak resto dekat dengan kantor.
“Nah sudah sampai.” Gumamnya ketika kami sampai di
restoran perancis.
Kami masuk dan memilih duduk di samping jendela yang
langsung menghadap jalanan.
“Kina-ssi kau mau pesan apa?” dia bertanya dengan
nada ramahnya.
“Hmm .. samakan saja dengan sajangnim, saya kurang
mengerti masakan perancis.” Datarku. Dia mengangguk dan memanggil pelayan lalu
memesan kan makanan dan minuman yang tidak aku mengerti sama sekali.
“Nah, jadi bagaimana kabarmu selama ini ? kau sudah
lama bekerja di kantor?” tanyanya dengan senyuman manisnya.
Aku tersenyum tipis. “Aku baik. Aku bekerja sekitar
1 tahun yang lalu.”
Dia tampak berpikir, mungkin mencari topik
pembicaraan. Ha! Sudah ku bilangkan aku tidak pandai bergaul.
“Ohh .. ngomong-ngomong sekarang kau sangat berbeda
ya? Tidak seperti saat SMA dulu.” Ucapnya lagi. “setidaknya aku sudah keluar
dari predikat itik buruk rupa. Walaupun tidak berubah menjadi angsa yang
cantik.” Aku berusaha tersenyum.
“Kau tidak pernah berubah Han Kina, selalu saja
merendah.”
“Aku tidak pernah berubah, masih jelek seperti dulu
haha.” Candaan ku sangat garing.
Kulihat dia menatapku dengan pandangan tajam. Kenapa
dia ? “Kau tidak jelek Kina-ssi, sudah ku bilang berkali-kali kan.”
“sajangnim, sebaiknya kita hentikan pembicaraan
tidak penting ini, dan anda tidak perlu repot-repot berbohong hanya karena
ingin membuatku senang.” Tukasku, membuatnya terdiam sampai pesanan kami
datang. Dan kami makan dalam diam tidak ada yang bersuara.
*
“Terima kasih karena kau sudah menemaniku.” Daehyun
sajangnim kembali berbasa-basi.
“itu sudah kewajiban saya sajangnim.” Aku membalas
ucapannya dengan sedikit dingin. “saya permisi.” Dengan langkah terburu aku
berjalan menuju ruanganku. Aku harus membunuh perasaan ini jika tidak ingin
patah hati.
--
Pukul 16.00 KST
Aku melihat jam di pergelangan tanganku. Saat ini
aku sedang duduk di salah satu halte menunggu kedatangan oppa ku.
“Kina-ya!” panggil suara yang sangat aku kenali.
“Jongup oppa.” pekiku senang.
Ya, dia adalah Oppa kandungku, Moon Jongup kalian
pasti bingung kenapa marga kami berbeda? Oke aku jelaskan, saat baru menikah
dulu orang tua kami membuat kesepakatan jika anak laki-laki akan diberi marga
Appa sedangkan anak perempuan di beri marga eomma.
Jadilah marga kami berbeda, aku Han dan Jongup oppa
Moon. Orang tuaku memang aneh ckck.
Ternyata Jongup oppa memakai motor besarnya, aku
berjalan menghampirinya.
“Nah Kajja!” ajaknya, aku mengangguk lalu memakai
helm yang di sodorkan olehnya setelahnya aku duduk di belakang nya.
“Pegangan yang erat Kina-ya.” Ucapnya samar di balik
helm.
“Ya Oppa! aku tidak ingin di cakar Hayoung Unnie
lagi haha.” Candaku, Jongup oppa tertawa. “kau masih ingat kejadian itu ?
padahal sudah 2 tahun yang lalu kkkk.”
Bagaimana aku tidak ingat, aku sampai tidak masuk
kuliah gara-gara kejadian dimana aku di keroyok oleh yeojachingu oppa ku saat
itu, karena dia mengira aku adalah selingkuhan Jongup oppa. Ya, Yeoja itu
adalah Hayoung unnie! Namun sekarang dia sudah menjadi kakak iparku dan sedang
hamil anak oppaku.
Akhirnya aku menuruti Jongup oppa.
--
Sesampainya di rumah.
“Kina-ya aku merindukanmu.” Seorang yeoja dengan
perut yang lumayan besar berjalan dengan riang ke arahku.
Aku memutar bola mataku, padahal hanya sehari kita
tidak bertemu.
“Ya! Youngie jangan berlari. Kau sedang hamil.”
Pekik oppaku panik. Hayoung unnie tidak mengubris perkataan suaminya dan malah
memeluku haha kasihan sekali oppaku.
Aku membalas pelukannya. “Unnie sekarang kau tampak
jelek dengan perut besarmu itu.” Ejeku. Aku memang orang yang kaku jika belum
terlalu mengenal orang. Tapi jika sudah mengenal ku aku akan berubah menjadi
gadis yang banyak bicara.
Dia melepas pelukannya lalu menjitak kepalaku. Aku
meringis kesakitan, “Ya! Salahkan saja Oppamu yang membuat aku menjadi buntelan
kentut.”
Aku tertawa, sedangkan Jongup oppa mulai menatapku
kesal. “Yeobo, kenapa kau berbicara seperti itu.” Gumamnya sedih.
“Memang benar kan kau yang membuat ku jelek dan ..
tidak seksi lagi.” Cerocos unnie ku.
Oke kali ini aku tertawa sangat kencang membuat
Jongup oppa memasang wajah betenya. Melihat pasangan aneh ini bertengkar
membuat aku senang karena jika mereka bertengkar akan terlihat lucu apalagi
sifat Hayoung unnie yang cerewet dan ceplas-ceplos.
Kami memutuskan untuk masuk ke dalam rumah yang
hanya di tempati oleh 4 orang ini. Ya rumah yang lumayan besar ini hanya di
tempati oleh aku, oppaku, unnieku, dan adik laki-laki ku. Sedangkan eomma dan
appa memutuskan untuk menetap di Busan,- tempat kelahiran eomma,- setahun yang
lalu.
“Unnie dimana Dongjin?” tanyaku pada Hayoung Unnie
yang sedang menggerutu.
“Aku disini nuna.” Ucap suara datar dari arah ruang
keluarga. Dengan segera aku menghampiri Dongjin lalu ...
Pletak
“Yak! Kina nuna appoyo.” Pekiknya kesakitan. “Appo
eoh ? appo?” aku menjitaknya dengan
membabi buta. Membuat Jongup oppa dan Hayoung
unnie melerai pertengkaran kami,-lebih
tepatnya aksi brutalku pada Dongjin.
“Wae Geurae Kina-ya?” tanya oppaku. Aku memasang
wajah kesal. “Anak ingusan ini membuat masalah lagi di sekolahnya oppa. tadi
saat jam kantor gurunya meneleponku dan menyuruh Dongjin pindah sekolah karena
dia sudah kelewatan.” Cerocosku. Dongjin
diam tanpa ekspresi, dia adalah fotocopyan ku. Dari semua anak appa hanya
Jongup oppa yang bisa berekspresi dengan normal (?)
Lihatkan sekarang oppaku sedang memasang ekspresi
syoknya. “Moon Dongjin apa ucapan Nuna mu benar?” tanya oppa.
“Ne Hyung.” Ucapnya datar.
“Yak! Dongjin-ah hyung tidak pernah mengajari mu
menjadi anak nakal!” omel Jongup oppa.
“Sudahlah oppa. kasihan Dongjin.. hiks.. lihat dia
tampak sedih dengan ucapan mu hiks..” dan ibu hamil itu menangis tanpa sebab.
Aku memutar bola mata, semenjak hamil Hayoung unnie memang tambah aneh. Padahal
Dongjin tidak mengeluarkan ekspresi apapun.
“Sudahlah Dongjin-ah kau besok tidak usah masuk
sekolah. Kau akan ku pindahkan arraseo?” ucapku, Dongjin mengangguk. Aku
memukulnya ‘lagi’.
“Apa lagi nuna?” pekiknya kesal. “Awas jika kau
bermasalah lagi di sekolah barumu, aku tidak akan mengurusmu lagi.” Omelku.
Dongjin memutar bola matanya. Lalu pergi menuju kamarnya, anak ini!
Dan setelahnya aku berjalan menuju kamarku,
meninggalkan pasangan labil itu.
--
From: 002896xxxxx
Han Kina simpan nomorku ini. Gomawo ^^
-Jung Daehyun-
Aku melihat pesan yang dikirim beberapa menit lalu,
mungkin ketika aku masih mandi, entah kenapa jantung ku berdetak kencang.
Ayolah Han Kina itu hanya pesan biasa, bukan pernyataan cinta. Ku abaikan pesan
itu, lagi pula dia hanya menyuruhku menyimpan nomornya bukan membalas pesannya.
Ku rebahkan tubuhku di ranjang kesayanganku, aku
menutup kedua mataku merenungi kejadian hari ini. Kenapa kau datang di saat aku akan menutup hatiku
TBC
wkwk kisah nyata yakk :v
BalasHapusadengan kina brantem sma dojin:v
Lanjut thorrr
BalasHapusFf nya Daebak dan bikin penasaran tuk lanjutannya
Cepat update thor
Di tunggu ya thorr