Rabu, 15 Juli 2015

FANFICTION^^ :DAEHYUN BAP FANFICTION (That Sajangnim Is My First Love)

That Sajangnim Is My First Love

Cast:
- Jung Daehyun (BAP’s Daehyun)
- Han Kina (OC)
- Find Yourself
Length :Chapter
Gendre: Hurt, Half Comedy(?)
Rated: PG-15

Summary: dirinya datang ketika aku sudah memutuskan untuk menutup hatiku. Tuhan rencana apa lagi yang kau berikan padaku.

a/n
test .. test annyeong yeorobun *krik .. kali ini Saya mau berbagi ff yang saya bikin sendiri :v akhirnya dengan segenap keberanian saya post di blog pribadi saya ini .. berhubung ini FF pertama saya jadi mohon di maklumi apabila ada bahasa yang berantakan, alur yang gak sesuai atau typo yang bergentayangan.
saya berharap ff ini mendapat respon dari kaliaan  *meskipun kagak yakin._.

Oke Happy Reading^^

DON’T BASH, PLAGIATOR, KALO GAK SUKA FF INI TINGGAL TEKAN TOMBOL BACK. EASY KAN ?





Part 1
Han Kina Pov:
Jung Daehyun

Itulah namanya, pria yang sudah mengisi hatiku sejak aku duduk di bangku Senior High School. Pria tampan yang pandai menyanyi, ketahuilah bahwa suaranya lah yang membuat ku jatuh cinta padanya.

Saat itu aku hanyalah gadis cupu yang kurus, berkacamata, dan pendek. Yang dengan tidak tahu malu nya menyukai pria yang paling di mintai di sekolah. Ya, Jung Daehyun adalah cowok terpopuler di SMA, dia adalah kakak kelasku. Bagaimana tidak! Dia tampan, pintar, kaya dan ramah terhadap siapapun.

Berkali-kali aku mencoba menarik perhatiannya, tapi sekeras apapun usahaku akan berakhir sia-sia. Hey come on! Mana mungkin pangeran tampan sepertinya akan tertarik pada itik buruk rupa sepertiku.

Kami berdua sangat bertolak belakang dari segi manapun. Aku jelaskan! Daehyun sunbae adalah orang yang ramah, supel, pokoknya tipe orang yang pandai bergaul dan beradaptasi. Sedangkan aku ? aku adalah tipe cewek yang kaku, dingin, pendiam, tertutup dan tak pandai bergaul. Bahkan aku bisa menghitung dengan jari berapa jumlah temanku saat SMA dulu dan aku tidak pernah mempunyai sahabat dekat.

4 tahun berlalu keadaan pun masih sama, perasaanku padanya tidak pernah berubah apalagi menghilang. 4 tahun aku menyimpan perasaan bodoh ini, perasaan yang bahkan tidak diketahui olehnya. Berkali-kali aku mencoba membunuh perasaan ini. Namun hasilnya nihil, perasaan sepihak ini tidak pernah hilang malah bertambah besar.

Dan sekarang dia berdiri di hadapanku dengan tampangnya yang tidak berubah sedikitpun, ramah dan bersahabat.

Dia memperkenalkan dirinya sebagai CEO baru di perusahan J’Corp ini. Tampak bisik-bisik beberapa Karyawan terutama karyawan wanita,-tentu saja yang memuji ketampanan dan keramahan CEO barunya, aku hanya terdiam memandangnya. Nyatanya setelah 4 tahun berlalu jantung ini masih berdetak dengan cepat ketika di dekatnya. Haha menyedihkan kau Han Kina.

Setelah ‘perkenalan’ ‘ CEO’ ‘baru’ aku bersandar sebentar di ruangan ku. Memijit kepalaku yang tiba-tiba pusing. Oh! Jangan bodoh Han Kina kau tidak boleh terhanyut pada perasaan mu ini.
Aku yakin setelah ini akan menjadi hari-hari terberatku karena harus bertemu dengannya setiap hari. Jabatan ku sebagai sekretaris CEO membuat aku harus berdekatan dengannya. Oh tuhan bantulah hamba mu ini.

Ring .. Ring .. Ring

Bunyi telepon di samping ku membuyarkan lamunanku.

“Ne.” Sahutku datar.
 “Sekretaris Han, bisakah kau kemari?” suara berat nan merdunya mengalun di telingaku.
 “Ne Sajangnim.” Datarku.
 “Baiklah kutunggu 5 menit lagi.” Ucapnya sebelum memutus panggilan ini.

Buru-buru aku beranjak dari kursiku, berjalan menuju ruangan Daehyun sun,- ani Daehyun sajangnim maksudku.

Ku ketuk pintunya beberapa kali. Hingga ada sahutan menyuruhku masuk dari dalam.

“Ada yang bisa saya bantu Sajangnim.” Ucapku dengan nada seperti biasa, datar.
Daehyun sajangnim belum mendongakan wajahnya. Dan oh sial! Berhentilah berdetak dengan cepat jantung!

“Sajangnim.” Panggilku sekali lagi.

“Eh? Ne sekretaris,-- Han Kina.” Ucapnya dengan nada syok, ketika mengetahui siapa sekretarisnya.

Aku tersenyum tipis, ternyata dia masih mengingatku.

“Apa kabar?” tanyanya. Ough! Berhentilah berbicara dengan ramah.

“Baik.” Singkatku. Dia tersenyum sangat manis. “Aku tidak menyangka kau berubah banyak. Kau tampak berbeda.” Sanjungnya

Deg .. deg .. deg

Yak! Jantung berhentilah berdetak. Eh ? jika kusuruh berhenti artinya aku akan mati. Han Kina memang bodoh.

Aku tersenyum padanya. “Aku tidak banyak berubah, ya walaupun tidak sejelek dulu.”

“Hei! Jangan merendah, dulu kau cantik. Hanya saja sekarang kau bertambah cantik.” Pujinya yang kutahu adalah KEBOHONGAN BESAR. Daehyun adalah tipe orang yang sanggup berbohong hanya untuk menyenangkan orang lain. Jangan bertanya aku tahu dari mana, Masa SMA Han Kina hanya di habiskan untuk menjadi stalker dari Jung Daehyun. Ckck menyedihkan.

Aku berusaha tersenyum ‘lagi’ tanpa membalas ucapannya.

“Hmm .. baiklah jadi apa schedule ku hari ini?”

“anda tidak punya schedule hari ini sajangnim, karena anda baru bekerja disini. Mungkin besok jadwal anda akan penuh.”

“Baiklah terima kasih.”

Aku mengangguk, “saya permisi sajangnim.”

“Ne.”

Aku berjalan menuju pintu keluar. Setidaknya ini lebih baik, karena jika aku terus berada di ruangan ini bisa-bisa aku terkena serangan jantung.

“Han Kina.” Panggilnya. Aku menengok. “Ne?”

“Nanti siang kau makan bersamaku, bagaimana?”

Aku berpikir, tidak buruk juga. Walaupun aku harus mengontrol detak jantungku sendiri. “Baiklah.”

Dan setelahnya aku benar-benar keluar dari ruangannya.
*
Sepanjang perjalanan menuju Restoran kami hanya terdiam, aku kan sudah pernah bilang aku adalah orang yang kaku. Berbeda dengan orang di sampingku, namun dia memilih diam saja.kami memutuskan berjalan kaki karena letak resto dekat dengan kantor.

“Nah sudah sampai.” Gumamnya ketika kami sampai di restoran perancis.
Kami masuk dan memilih duduk di samping jendela yang langsung menghadap jalanan.

“Kina-ssi kau mau pesan apa?” dia bertanya dengan nada ramahnya.

“Hmm .. samakan saja dengan sajangnim, saya kurang mengerti masakan perancis.” Datarku. Dia mengangguk dan memanggil pelayan lalu memesan kan makanan dan minuman yang tidak aku mengerti sama sekali.

“Nah, jadi bagaimana kabarmu selama ini ? kau sudah lama bekerja di kantor?” tanyanya dengan senyuman manisnya.

Aku tersenyum tipis. “Aku baik. Aku bekerja sekitar 1 tahun yang lalu.”

Dia tampak berpikir, mungkin mencari topik pembicaraan. Ha! Sudah ku bilangkan aku tidak pandai bergaul.

“Ohh .. ngomong-ngomong sekarang kau sangat berbeda ya? Tidak seperti saat SMA dulu.” Ucapnya lagi. “setidaknya aku sudah keluar dari predikat itik buruk rupa. Walaupun tidak berubah menjadi angsa yang cantik.” Aku berusaha tersenyum.

“Kau tidak pernah berubah Han Kina, selalu saja merendah.”

“Aku tidak pernah berubah, masih jelek seperti dulu haha.” Candaan ku sangat garing.

Kulihat dia menatapku dengan pandangan tajam. Kenapa dia ? “Kau tidak jelek Kina-ssi, sudah ku bilang berkali-kali kan.”

“sajangnim, sebaiknya kita hentikan pembicaraan tidak penting ini, dan anda tidak perlu repot-repot berbohong hanya karena ingin membuatku senang.” Tukasku, membuatnya terdiam sampai pesanan kami datang. Dan kami makan dalam diam tidak ada yang bersuara.
*
“Terima kasih karena kau sudah menemaniku.” Daehyun sajangnim kembali berbasa-basi.

“itu sudah kewajiban saya sajangnim.” Aku membalas ucapannya dengan sedikit dingin. “saya permisi.” Dengan langkah terburu aku berjalan menuju ruanganku. Aku harus membunuh perasaan ini jika tidak ingin patah hati.
--
Pukul 16.00 KST

Aku melihat jam di pergelangan tanganku. Saat ini aku sedang duduk di salah satu halte menunggu kedatangan oppa ku.

“Kina-ya!” panggil suara yang sangat aku kenali.

“Jongup oppa.” pekiku senang.

Ya, dia adalah Oppa kandungku, Moon Jongup kalian pasti bingung kenapa marga kami berbeda? Oke aku jelaskan, saat baru menikah dulu orang tua kami membuat kesepakatan jika anak laki-laki akan diberi marga Appa sedangkan anak perempuan di beri marga eomma.
Jadilah marga kami berbeda, aku Han dan Jongup oppa Moon. Orang tuaku memang aneh ckck.

Ternyata Jongup oppa memakai motor besarnya, aku berjalan menghampirinya.
“Nah Kajja!” ajaknya, aku mengangguk lalu memakai helm yang di sodorkan olehnya setelahnya aku duduk di belakang nya.

“Pegangan yang erat Kina-ya.” Ucapnya samar di balik helm.

“Ya Oppa! aku tidak ingin di cakar Hayoung Unnie lagi haha.” Candaku, Jongup oppa tertawa. “kau masih ingat kejadian itu ? padahal sudah 2 tahun yang lalu kkkk.”

Bagaimana aku tidak ingat, aku sampai tidak masuk kuliah gara-gara kejadian dimana aku di keroyok oleh yeojachingu oppa ku saat itu, karena dia mengira aku adalah selingkuhan Jongup oppa. Ya, Yeoja itu adalah Hayoung unnie! Namun sekarang dia sudah menjadi kakak iparku dan sedang hamil anak oppaku.

Akhirnya aku menuruti Jongup oppa.
--
Sesampainya di rumah.

“Kina-ya aku merindukanmu.” Seorang yeoja dengan perut yang lumayan besar berjalan dengan riang ke arahku.

Aku memutar bola mataku, padahal hanya sehari kita tidak bertemu.

“Ya! Youngie jangan berlari. Kau sedang hamil.” Pekik oppaku panik. Hayoung unnie tidak mengubris perkataan suaminya dan malah memeluku haha kasihan sekali oppaku.

Aku membalas pelukannya. “Unnie sekarang kau tampak jelek dengan perut besarmu itu.” Ejeku. Aku memang orang yang kaku jika belum terlalu mengenal orang. Tapi jika sudah mengenal ku aku akan berubah menjadi gadis yang banyak bicara.

Dia melepas pelukannya lalu menjitak kepalaku. Aku meringis kesakitan, “Ya! Salahkan saja Oppamu yang membuat aku menjadi buntelan kentut.”

Aku tertawa, sedangkan Jongup oppa mulai menatapku kesal. “Yeobo, kenapa kau berbicara seperti itu.” Gumamnya sedih.

“Memang benar kan kau yang membuat ku jelek dan .. tidak seksi lagi.” Cerocos unnie ku.

Oke kali ini aku tertawa sangat kencang membuat Jongup oppa memasang wajah betenya. Melihat pasangan aneh ini bertengkar membuat aku senang karena jika mereka bertengkar akan terlihat lucu apalagi sifat Hayoung unnie yang cerewet dan ceplas-ceplos.

Kami memutuskan untuk masuk ke dalam rumah yang hanya di tempati oleh 4 orang ini. Ya rumah yang lumayan besar ini hanya di tempati oleh aku, oppaku, unnieku, dan adik laki-laki ku. Sedangkan eomma dan appa memutuskan untuk menetap di Busan,- tempat kelahiran eomma,- setahun yang lalu.

“Unnie dimana Dongjin?” tanyaku pada Hayoung Unnie yang sedang menggerutu.

“Aku disini nuna.” Ucap suara datar dari arah ruang keluarga. Dengan segera aku menghampiri Dongjin lalu ...

Pletak

 “Yak! Kina nuna appoyo.” Pekiknya kesakitan. “Appo eoh ? appo?” aku menjitaknya dengan 
membabi buta. Membuat Jongup oppa dan Hayoung unnie melerai pertengkaran kami,-lebih tepatnya aksi brutalku pada Dongjin.

“Wae Geurae Kina-ya?” tanya oppaku. Aku memasang wajah kesal. “Anak ingusan ini membuat masalah lagi di sekolahnya oppa. tadi saat jam kantor gurunya meneleponku dan menyuruh Dongjin pindah sekolah karena dia sudah kelewatan.” Cerocosku.  Dongjin diam tanpa ekspresi, dia adalah fotocopyan ku. Dari semua anak appa hanya Jongup oppa yang bisa berekspresi dengan normal (?)

Lihatkan sekarang oppaku sedang memasang ekspresi syoknya. “Moon Dongjin apa ucapan Nuna mu benar?” tanya oppa.

“Ne Hyung.” Ucapnya datar.

“Yak! Dongjin-ah hyung tidak pernah mengajari mu menjadi anak nakal!” omel Jongup oppa.

“Sudahlah oppa. kasihan Dongjin.. hiks.. lihat dia tampak sedih dengan ucapan mu hiks..” dan ibu hamil itu menangis tanpa sebab. Aku memutar bola mata, semenjak hamil Hayoung unnie memang tambah aneh. Padahal Dongjin tidak mengeluarkan ekspresi apapun.

“Sudahlah Dongjin-ah kau besok tidak usah masuk sekolah. Kau akan ku pindahkan arraseo?” ucapku, Dongjin mengangguk. Aku memukulnya ‘lagi’.

“Apa lagi nuna?” pekiknya kesal. “Awas jika kau bermasalah lagi di sekolah barumu, aku tidak akan mengurusmu lagi.” Omelku. Dongjin memutar bola matanya. Lalu pergi menuju kamarnya, anak ini!
Dan setelahnya aku berjalan menuju kamarku, meninggalkan pasangan labil itu.
--
From: 002896xxxxx

Han Kina simpan nomorku ini. Gomawo ^^


-Jung Daehyun-

Aku melihat pesan yang dikirim beberapa menit lalu, mungkin ketika aku masih mandi, entah kenapa jantung ku berdetak kencang. Ayolah Han Kina itu hanya pesan biasa, bukan pernyataan cinta. Ku abaikan pesan itu, lagi pula dia hanya menyuruhku menyimpan nomornya bukan membalas pesannya.

Ku rebahkan tubuhku di ranjang kesayanganku, aku menutup kedua mataku merenungi kejadian hari ini. Kenapa kau datang di saat aku akan menutup hatiku


TBC










2 komentar:

  1. wkwk kisah nyata yakk :v

    adengan kina brantem sma dojin:v

    BalasHapus
  2. Lanjut thorrr
    Ff nya Daebak dan bikin penasaran tuk lanjutannya
    Cepat update thor

    Di tunggu ya thorr

    BalasHapus